Objek Percobaan
0
Banyak
orang yang menganggap kemampuan indigo itu adalah anugrah. namun, hidup sebagai
seorang anak indigo itu tidak mudah, sejak kecil aku mendapat beragam perlakuan
dari orang orang terhadap kemampuanku ini, ada yang takut padaku, ada yang
menganggap aku orang yang menarik, dan ada juga yang menjadikan aku sebagai
objek penelitian.
Awalnya
aku sulit membiasakan diri dengan kemampuanku ini, bagai mana tidak? Setiap
saat aku bisa melihat, merasakan, dan mengalami hal hal lain yang tidak bisa di
terima oleh orang lain secara normal, belum lagi di tambah orang orang yang
memperlakukanku seolah aku mahluk dari planet lain. Padahal aku ingin dianggap
sama seperti mereka.
ketika
aku sudah mulai terbiasa dengan kemampuanku ini, sebuah pristiwa besarpun
terjadi, pristiwa ini tidak akan pernah mungkin aku lupakan, bagaimana tidak?
kejadian ini menempatkan aku sebagai objek percoban teman temanku yang berakhir
menjadi sebuah insiden mistis.
Panggil
saja aku jean, kejadian ini terjadi saat aku masih duduk di bangku kelas 5 sd.
saat itu sekolahku mewajibkan kegiatan pramuka untuk seluruh siswa siswinya,
kelas 5 dan 6 di wajibkan untuk mengikuti perkemahan sabtu minggu atau persami
yang diadakan di sekolah. persami dimulai sore hari sekitar Pk 16.00 kami
dikumpulkan dilapangan upacara beregu untuk mengikuti upacara pembukaan. rangkaian
upacara pembukaan meliputi pengarahan dari pembina kami, dan berbagai acara
hiburan. karena aku seorang pratama atau pemimpin regu utama pramuka, aku harus
memimpin setiap acara yang berlangsung. pada acara puncak, aku tidak diminta
untuk memimpin acara, karena acara itu adalah acara api unggun,. kami semua
duduk membentuk lingkarang mengelilingi api unggun di tengah lapangan upacara,
kami juga menyanyikan bersama lagu lagu khas pramuka, sambil menikmati
pertunjukan acara bakat dari para anggota pramuka lain.
Sore
lambat laun menjadi malam, satu per satu anggota pramuka mulai bubar. aku dan
beberapa teman sekelasku, masih asyik berkumpul di depan api unggun. suasana
saat itu santai dan sangat menyenangkan, namun tiba tiba saja semuanya berubah,
sebuah celetukan dari temanku membuat sekujur tubuhku menegang “eh je kamu kan bisa lihat, kalau sekarang
kita panggil jelangkung kamu bisa lihat gak?” “heh jangan macem macem ih
hihh...” aku membalas celetukan temanku dengan panik, namun teman temanku yang
lain malah tertawa mereka menyuruhku untuk tidak panik. kata mereka, mereka
hanya berniat iseng iseng karena mereka juga tidak punya bonekanya, sebelum aku
sempat menyela, mereka melantunkan mantra pemanggil jelangkung “jalangkung
jalangkung.. disini ada pesta pesta kecil kecilan, datang tak di jemput pulang
tak di antar” . “berhentiii ihh berhenti gak lucu tauu... berhentii” dan..
dengan perlahan aku mulai merasaklan perubahan hawa di sekelilingku. badanku
jadi terasa lemas, dan tiba tiba kaka pembina datang dan meminta membantu memindahkan
barang kedalam sekolah. dengan gontai aku berdiri aku berjalan mengikuti kaka
pembina menuju ke ruangan kepala sekolah. ketika aku kembali ke api unggun
teman temanku terlihat serius, ternyata mereka kecewa karena mantra mereka
gagal karena mereka tidak melihat hantu. aku hanya diam dan menatap mereka satu
persatu dengan marah, dan aku menjadi semakin marah ketika tiba tiba salah
seorang temanku kembali berceletuk
“diulang lagi bisa mungkin ya? Tapi sekarang kita tambahin”. mereka
dengan semangat mengulangi mantra pemanggil jelangkung dengan menambahkan
tantangan untuk si hantu “jalangkung jalangkung di sini ada pesta datang tak di
jemput pulang tak di anar, kalau udah datang gedein apinya” seketika itu juga
api unggun itu membesar , api unggun berubah menjadi sengat besar padahal saat
itu tidak ada hembusan angin bahkan api itu membakar ring basket sekolah kami
hingga logamnya terlihat sangat merah. aku langsung berteriak ketakutan,
beberapa orang langsung berlarian kebelakang untuk mengambil air, sebagian lagi
berlari ke pinggir lapangan, hanya tinggal aku sendiri yang berdiri di depan
api unggun.
Tiba
tiba saja dari kayu kayu yang terbakar dari api unggun muncul sebuah tangan
manusia... tangan itu hitam legam. tangan itu seperti sudah terbakar sejak
tadi.. hahh.. tangan itu bergerak, sekarang terdengar suara lolongaan seorang
pria dari dalam api unggun itu. dari situ mulai muncul lengan, bahu, kepala
seorang pria, dia seperti meronta ronta berusaha keluar dari api unggun. dia terlihat
seperti habs terbakar hidup hidup. sosok pria itu melotot kearahku “kembalikan
saya....!!!”. aku berusaha keras mengeluarkan suara dan akhirnya bisa berbicara
sambil tergagap “aku gak bisa... aku gak bisaa...” pria itu memandang murka ke
arah kami “sompral... kembalikan saya... jangan main main....!!!” . “bukan aku
yang manggil kamu... bukan aku...” ucapku sambil terisak isak.
Mendadak
kaka pembina muncul dari belakang dengan membawa 2 ember penuh air, kemudian
kaka pembina menyiramkan airnya ke api unggun. ternyata mereka memang menyadari
ada yang aneh, mereka mengumumkan bahwa acara api unggun sudah selesai, mereka
menyuruh anak anak untuk masuk ke kelas masing masing untuk tidur. aku merasa
sangat kelelahan dan hampir roboh, para kakak pembina langsung menangkap
tubuhku yang hampir jatuh, aku di bopong kedalam kelas, setelah tenang aku
menceritakan kepada para kakak pembina tentang ritual yang coba dilakukan oleh
teman temanku. Teman temanku langsung dimarahi oleh kakak pembina, mereka
langsung di kumpulkan di tengah lapangan, dan disuruh meminta maaf karena telah
sompral.
setelah
itu diadakan doa bersama di lapangan agar sosok yang tadi tidak lagi menggangu.
ternyata
menurut kabara yang beredar sosok yang terlihat itu adalah penunggu pohon besar
di depan sekolahku. untunglah sosok pria itu tidak muncul lagi, sampai sekarang
hanya aku yang melihat sosook penunggu pohon besar itu, karena yang lain tidak
melihatnya, mereka hanya mendengar suara lolongan sosok itu. konon lolongan itu
memang suka mendengarkan ketika ada murid murid yg melakukan persami di sekolah,
bahkan sampai sekarang pun.
sumber : Night Mare Side Ardan FM
sumber : Night Mare Side Ardan FM
0 komentar:
Post a Comment