Adsens

Bloody Stabbing Knife

Objek Percobaan

0
1:17 PM

Banyak orang yang menganggap kemampuan indigo itu adalah anugrah. namun, hidup sebagai seorang anak indigo itu tidak mudah, sejak kecil aku mendapat beragam perlakuan dari orang orang terhadap kemampuanku ini, ada yang takut padaku, ada yang menganggap aku orang yang menarik, dan ada juga yang menjadikan aku sebagai objek penelitian.

Awalnya aku sulit membiasakan diri dengan kemampuanku ini, bagai mana tidak? Setiap saat aku bisa melihat, merasakan, dan mengalami hal hal lain yang tidak bisa di terima oleh orang lain secara normal, belum lagi di tambah orang orang yang memperlakukanku seolah aku mahluk dari planet lain. Padahal aku ingin dianggap sama seperti mereka.
ketika aku sudah mulai terbiasa dengan kemampuanku ini, sebuah pristiwa besarpun terjadi, pristiwa ini tidak akan pernah mungkin aku lupakan, bagaimana tidak? kejadian ini menempatkan aku sebagai objek percoban teman temanku yang berakhir menjadi sebuah insiden mistis.
Panggil saja aku jean, kejadian ini terjadi saat aku masih duduk di bangku kelas 5 sd. saat itu sekolahku mewajibkan kegiatan pramuka untuk seluruh siswa siswinya, kelas 5 dan 6 di wajibkan untuk mengikuti perkemahan sabtu minggu atau persami yang diadakan di sekolah. persami dimulai sore hari sekitar Pk 16.00 kami dikumpulkan dilapangan upacara beregu untuk mengikuti upacara pembukaan. rangkaian upacara pembukaan meliputi pengarahan dari pembina kami, dan berbagai acara hiburan. karena aku seorang pratama atau pemimpin regu utama pramuka, aku harus memimpin setiap acara yang berlangsung. pada acara puncak, aku tidak diminta untuk memimpin acara, karena acara itu adalah acara api unggun,. kami semua duduk membentuk lingkarang mengelilingi api unggun di tengah lapangan upacara, kami juga menyanyikan bersama lagu lagu khas pramuka, sambil menikmati pertunjukan acara bakat dari para anggota pramuka lain.
Sore lambat laun menjadi malam, satu per satu anggota pramuka mulai bubar. aku dan beberapa teman sekelasku, masih asyik berkumpul di depan api unggun. suasana saat itu santai dan sangat menyenangkan, namun tiba tiba saja semuanya berubah, sebuah celetukan dari temanku membuat sekujur tubuhku menegang  “eh je kamu kan bisa lihat, kalau sekarang kita panggil jelangkung kamu bisa lihat gak?” “heh jangan macem macem ih hihh...” aku membalas celetukan temanku dengan panik, namun teman temanku yang lain malah tertawa mereka menyuruhku untuk tidak panik. kata mereka, mereka hanya berniat iseng iseng karena mereka juga tidak punya bonekanya, sebelum aku sempat menyela, mereka melantunkan mantra pemanggil jelangkung “jalangkung jalangkung.. disini ada pesta pesta kecil kecilan, datang tak di jemput pulang tak di antar” . “berhentiii ihh berhenti gak lucu tauu... berhentii” dan.. dengan perlahan aku mulai merasaklan perubahan hawa di sekelilingku. badanku jadi terasa lemas, dan tiba tiba kaka pembina datang dan meminta membantu memindahkan barang kedalam sekolah. dengan gontai aku berdiri aku berjalan mengikuti kaka pembina menuju ke ruangan kepala sekolah. ketika aku kembali ke api unggun teman temanku terlihat serius, ternyata mereka kecewa karena mantra mereka gagal karena mereka tidak melihat hantu. aku hanya diam dan menatap mereka satu persatu dengan marah, dan aku menjadi semakin marah ketika tiba tiba salah seorang temanku kembali berceletuk  “diulang lagi bisa mungkin ya? Tapi sekarang kita tambahin”. mereka dengan semangat mengulangi mantra pemanggil jelangkung dengan menambahkan tantangan untuk si hantu “jalangkung jalangkung di sini ada pesta datang tak di jemput pulang tak di anar, kalau udah datang gedein apinya” seketika itu juga api unggun itu membesar , api unggun berubah menjadi sengat besar padahal saat itu tidak ada hembusan angin bahkan api itu membakar ring basket sekolah kami hingga logamnya terlihat sangat merah. aku langsung berteriak ketakutan, beberapa orang langsung berlarian kebelakang untuk mengambil air, sebagian lagi berlari ke pinggir lapangan, hanya tinggal aku sendiri yang berdiri di depan api unggun.
Tiba tiba saja dari kayu kayu yang terbakar dari api unggun muncul sebuah tangan manusia... tangan itu hitam legam. tangan itu seperti sudah terbakar sejak tadi.. hahh.. tangan itu bergerak, sekarang terdengar suara lolongaan seorang pria dari dalam api unggun itu. dari situ mulai muncul lengan, bahu, kepala seorang pria, dia seperti meronta ronta berusaha keluar dari api unggun. dia terlihat seperti habs terbakar hidup hidup. sosok pria itu melotot kearahku “kembalikan saya....!!!”. aku berusaha keras mengeluarkan suara dan akhirnya bisa berbicara sambil tergagap “aku gak bisa... aku gak bisaa...” pria itu memandang murka ke arah kami “sompral... kembalikan saya... jangan main main....!!!” . “bukan aku yang manggil kamu... bukan aku...” ucapku sambil terisak isak.
Mendadak kaka pembina muncul dari belakang dengan membawa 2 ember penuh air, kemudian kaka pembina menyiramkan airnya ke api unggun. ternyata mereka memang menyadari ada yang aneh, mereka mengumumkan bahwa acara api unggun sudah selesai, mereka menyuruh anak anak untuk masuk ke kelas masing masing untuk tidur. aku merasa sangat kelelahan dan hampir roboh, para kakak pembina langsung menangkap tubuhku yang hampir jatuh, aku di bopong kedalam kelas, setelah tenang aku menceritakan kepada para kakak pembina tentang ritual yang coba dilakukan oleh teman temanku. Teman temanku langsung dimarahi oleh kakak pembina, mereka langsung di kumpulkan di tengah lapangan, dan disuruh meminta maaf karena telah sompral.
setelah itu diadakan doa bersama di lapangan agar sosok yang tadi tidak lagi menggangu.
ternyata menurut kabara yang beredar sosok yang terlihat itu adalah penunggu pohon besar di depan sekolahku. untunglah sosok pria itu tidak muncul lagi, sampai sekarang hanya aku yang melihat sosook penunggu pohon besar itu, karena yang lain tidak melihatnya, mereka hanya mendengar suara lolongan sosok itu. konon lolongan itu memang suka mendengarkan ketika ada murid murid yg melakukan persami di sekolah, bahkan sampai sekarang pun.
sumber : Night Mare Side Ardan FM

Tentangku

Namaku Aditya umurku 18 tahun, Aku senang berteman dengan siapa saja, termasuk kalian :).

0 komentar:

QwertAdit

QwertAdit