Alasan yang Sangat Bodoh
0
Ayah
dan ibuku sudah sering kali bertengkar, ibuku mengira bahwa ayah punya
perempuan lain di tempat kerjanya. Hampir setiap hari, ketika ayah baru pulang
dari kantornya, pasti ibuku mulai bertanya yang macam macam pada beliau. Dan
sampai suatu ketika mereka pun bercerai. Aku yakin
ayah bukanlah orang yang
seperti itu, dia adalah orang yang menyayangi keluarganya dan selalu
bertanggung jawab atas apapun. Aku pun menangis ketika mereka menyuruh ku untuk
memilih mau tinggal dengan siapa? Karena aku tau kalau ayah adalah orang yang
lebih baik daripada ibu, maka aku pun memilih tinggal bersama ayah.
Oh
iya namaku Gina umurku 16 tahun, aku adalah satu satunya anak di keluarga ini.
Untuk sementara waktu aku tinggal di rumah nenek dari ayahku, lalu setelah ayah
mendapatkan kontrakan baru, Kami pun langsung tinggal di sana. kontrakan itu
berada di daerah bandung tengah. Bentuknya sih seperti bangunan zaman belanda,
dengan tembok putih dan batu batu alam menempel pada dinding teras dan di teras
nya terdapat kolam ikan kecil. di depan rumah terdapat lapangan tempat olahraga
serta di pinggir lapangan itu banyak sekali pohon, terutama pohon pisang.
Mungkin pohon pisang itu sengaja ditanam oleh warga sekitar agar bisa di ambil
buahnya.
3
hari sudah aku tinggal di rumah baru ini . tidak ada kejadian aneh selama aku
tinggal di sini. Ohh iya kamarku berada di depan, dan ada jendela yang langsung
menghadap ke arah teras dan lapangan itu.
Ketika
sekolah, ayahku mentelphone ku, bahwa ia ada urusan mendadak di luar kota, dan
mungkin akan pulang besok sore. Katanya jika aku takut tinggal sendirian di
rumah, ajak saja temanku untuk menginap, lagipula besok kan hari sabtu kan
libur. Aku jawab saja “iya gimana nanti
saja”.
Akhirnya
aku sampai di rumah, aku tidak mengajak
temanku untuk menginap di rumah dengan alasan akan merepotkanku nanti. Hemmm
padahal itu adalah alasan yang sangat bodoh, karena alasan itu aku jadi bertemu
dengan mereka yang tak kasad mata. Begini ceritanya :
Setelah
pulang sekolah aku langsung membaringkan diriku dikasur. Tanpa terasa akhirnya
aku pun terlelap. Aku akhirnya terbangun, jam menunjukan pk 5.43 pm ternyata
sebentar lagi adzan maghrib sudah hampir berkumandang. aku lalu pergi keluar
kamar dan menutup tirai tirai jendela serta menyalakan lampu teras. Dan ketika aku mau menutup jendela ruang
tamu, terasa angin dingin masuk. Angin ini berbeda sekali rasanya, bahkan
bulukudukku pun langsung berdiri. Setelah selesai, aku langsung menuju dapur
untuk mangambil makan. aku lupa bahwa
aku belum makan dari siang tadi, dan ketika aku mau menyalakan lampu dapur
“cetrek..” “trengg trengg treng” sebuah panci tiba tiba saja terjatuh, apa ini?
Apa mungkin hantu? Ah masa ada hantu sih, aku tetap berfikir positif kalau itu
adalah ulah tikus, padahal dirumahku ini tidak ada tikusnya sama sekali.
Aku
makan sambil menonton tv di ruang keluarga,
acara di tv tidak ada yang seru sama sekali. Aku langsung mematikan tv
dan membereskan bekas makanku. Kulihat sekarang sudah pk.08.26 pm , aku bergas
menuju kekamar ku dan... ketika aku membuka pintu kamar , terasa angin dingin itu
lagi, bulukudukku pun berdiri kembali. Astaga ketika aku lihat bantal dan
gulingku sudah ada di lantai semua, apa yang terjadi? Aku mulai ketakutan lalu
buru buru membereskannya dan naik ke kasur untuk bersiap siap tidur. Dan
akhirnya aku pun tertdiur.
“hahh...
hahh...” (memburu nafas) tiba tiba saja terasa seperti ada yang memegang leher ku, begitu dingins sekali, rasanya
seperti angin dingin yang tadii... ya tuhan apa ini???... aku langsung menarik
selimut dan menutup tubuhku dengan selimut. Beberapa lama kemudian terdengar
seperti ada yang melempari kaca jendela kamarku dengan batu krikil kecil. Aku
langsung membuka selimutku dan melihat
keluar jendela, hem tidak ada siapa siapa. jalanan pun sudah sepi
sekali, lalu aku pun kembali ke tempat tidur. jam sudah menunjukan pk.02.00 am,
hemmm pantas saja udara terasa sangat dingin. Baru saja aku mau menutup mata,
“trek trek trek...” terdengar seperti
ada orang yang melempari jendela kamarku lagi, aku bangkit dari kasur dan
melihat keluar jendela lagi, “hey siapa itu? Jangan jail deh ga lucu tau!!”
teriakku kesal. Tapi takutnya sih ada penjahat atau apalah.
Dan
ketika aku melihat keluar jendela kekanan lalu kekiri dannn astagaa ternyataaa
aku belum menutup dan mengunci pintu pagar. kok aku bisa sampai lupa sihh??
Gimana coba kalau ada maling masuk. Lalu aku keluar kamar dan menuju teras.
Ketika
aku sampai ke gerbang pagar, terdengar di arah pohon pisang di depanku seperti
ada suara orang sedang bersembunyi di sana. Aku buru buru mengunci pagar dan
berlari ke dalam rumah. Takut takut kalau itu adalah orang jahat. aku
mengintipnya dari balik jendela, dan benar saja ternyata memang ada seseorang
di situ, ehh tunggu dulu orang itu sepertinya berpakaian putih dan astaga
ternyata itu bukann orang itu adalahh poconngg, aku buru buru berlari ke kamar
dan mentelphone ayahku bahwa aku melihat pocong, lalu ayahku bilang kalau aku
harus tetap tenang dan akan menyuruh pamanku untuk datang ke rumah untuk
menemaniku.
Setelah
beberapa lama, keadaanpun mulai hening kembali. dan “trek trek trek...” suara kerikil itu terdengar lagi, sekarang
aku tidak berani untuk melihatnya, aku menutup mataku dan “dep dep depp”
sekarang suara itu berubah menjadi suara orang yang mengetuk ngetuk kaca
jendelaku. Ketika aku lihat ternyata sosok pocong itu sedang mengetuk ngetuk
kaca jendela kamarku dengan kepalanya, mukananya terlihat sangat pucat, matanya
hitam besar dan hidungnya bengkok dan
mengeluarkan darahhh yang sangat menyeramkan, aku berteriak teriak tidak jelas lalu
berlari keluar rumah dan berusaha membuka kunci rumah. setelah aku membuka
kunci rumahh, terdengar suara motor berhenti di depan rumahku. Ya untung saja
itu pamanku, aku langsung mengunci rumah
dan berlari menuju pamanku, aku bilang aku ingin menginap saja di rumah paman,
karena disini ada hantunya. Lalu tanpa banyak bertanya pamanku langsung tancap gas.
di
perjalaanan aku tidak berbicara sepatah katapun, walaupun pamanku bertanya apa
yang terjadi sebenarnya....
Sesampainya
di rumah paman aku langsung diberi minum dan bercerita semua yang terjadi. Lalu
bibiku bilang kalau rumah itu sudah lama kosong dan di tinggalkan begitu saja
oleh pemiliknya. Setelah ayahku datang pamanku menyarankan ayahku agar
mengadakan pengajian atau syukuran di rumah baru itu. Setalah diadakan pengajian
itu, tidak
pernah ada lagi kejadian yang janggal di rumah ini.
#
0 komentar:
Post a Comment