Neng Siti Penunggu Taman Lansia
0
Sebenarnya
suka agak takut sih, kalau lewat taman lansia malam malam. Bukan Cuma takut
genk motor, tapi takut ada penampakan. duhhh kalau bukan karena cari duit
tambahan, mana mau aku lewat jalan situ, mending muter.. ya atau gimana ke lah.
Tapi selain karena kerjaan, jalan lewat taman lansia lebih cepat.
Jadi
ceritanya sudah beberapa bulan ini aku magang kerja di sebuah restoran di jalan
riau. disitu aku magang sebagai supervisor. Yang mengharuskan aku pulang malam,
mengontrol restoran hingga tutup.
Setiap
hari aku bisa pulang jam 2 atau jam 3 pagi, cape dan kurang istirahat. Membuat
aku sering melamun. subuh itu sekitar pukul 2 pagi, aku berpamitan pulang pada
semua karyawan. tapi ketika aku sedang memanaskan mobil di parkir restoran, aku
merasa ada sesuatu yang mengganjal, perasaan yang sangat tidak enak. Seperti
ada sesuatu yang tertinggal. aku merogoh tasku, handphone ada, dompet udah,
buku buku juga udah. hahh apa ya ? Aku melamun
mengingat semua apa yang aku kerjakan tadi. emmmm ga ada yang lupa, atau Cuma perasaan
aku aja ya. dan dalam keanehan itu, tiba tiba saja sebuah tangan dingin menepuk
punggungku. aku terkejut karena tepukan itu cukup membuyarkan lamunanku. aku
memalingkan muka ke belakang, dan astaga hahh pegawaiku menawarkanku untuk
pulang beriringan, aku hanya tersenyum dan berkata tidak usah. Karena arah ia
pulang berlawanan dengan ku. hal itu kan cukup merepotkan. akhirnya ia pun
pamit pulang. aku masih berdiri di dekat mobilku, sambil menatap pegawaiku yang
meninggakanku sendirian di parkiran. udara dingin bandung menusuk kulit, dan
tiba tiba entah kenapa bulukudukku berdiri. aku segera masuk kedalam mobil lalu
keluar dari parrkiran yang sudah sangat sepi.
Biar
tidak ngantuk di jalan aku menyalakan tipe di mobilku, sambil bersenandung aku
melewati jalan riau yang sangat lengang. di persimpangan istiqomah aku
membelokan mobilku ke arah cimanuk dan taman lansia. dan ketika aku berbelok
dekat dengan sebuah hotel. Ahh astagaa entah dari mana munculnya, tiba tiba
saja di tengah jalan di belakang gedung sate yang sepi itu, seekor binatang
menyebrang melintasi jalan. binatang itu hampir tertabrak olehku, tapii kenapa
binatang itu malah diam di tengah jalan? aku mengklaksonnya berkali kali
“tidd.. tidd...” binatang itu tidak bergeming sedikitpun. binatang itu seperti
angsa, berbulu putih dengan moncong hitam, dan ya tuhaann mata binatang itu
merah menyala, bukan seperti mata binatang biasanya. aku terus membunyikan
klakson, binatang itu masih diam, Dia sesekali mengepakan sayapnya. karena
kesal binatang itu tidak juga menyingkir, aku turun dari mobilku dan mengusir
binatang itu pergi dari depan mobilku “huss. Huss... huss...” angsa itu melihat
kearahku, gerakan tubuhnya seperti mau menyerangku, dia berjalan mendekatiku
kookk... hehh.. huss.. huss... huss... aku perlahan mundur dan entah bagaimana
angsa itu berubah menjadi besar, dan bentuknya berubah menjadi wanita berambut
panjang dengan kain putih. astaga ya tuhan makhluk apa itu? tertawanya
menyeringai, matanya besar dan merah, dan dari situ aku yakin kalau dia bukan
manusia. dia terus mendekatiku dengan badannya yang kaku, dan wajahnya yang
menyeramkan serta bibirnya besar, lidahnya yang panjang menjulur. dia
mendekatiku, aku menutup mataku dan berteriak teriak tidak jelas. tidak lama
kemudian aku merasa badanku ada yang mengguncang guncang. sampai terdengar
suara “neng kenapa neng? Istigfar neng sitigfar” seorang pria tua mengguncang
guncangkan badanku, aku mulai membuka tangan yang menutupi wajahku. aku
mengangis dan bapak itu memapahku, ia membawaku kesebuah kios di pinggir taman
lansia itu.
aku
diberi segelas air minum oleh seorang perempuan yang terbangun di dalam kios
itu. setelah agak tenang, pria tua yang berbaju security yang membawaku tadi
menanyakan hal yang terjadi. aku menjawab dengan terbatah bata. dan bapak itu
hanya terdiam sambil mengatakan kalau hal tersebut biasa terjadi di daerah
taman lansia ini. perempuan yang menjelma menjadi angsa itu, dikenal oleh orang
orang dan para pedagang taman lansia dengan sebutan neng siti, yang konon
perempuan itu telah tinggal puluhan tahun di taman lansia. dulu neng siti
gantung diri di taman itu dan sampai sekarang arwahnya gentayangan.
neng
siti adalah pembantu orang belanda yang
di tinggal kekasihnya. dia tidak kuat menahan kesedihan, akhirnya ia gantung
diri. saksi hidupnya masih ada sampai sekarang, rumah majikannya pun masih ada,
majikannya juga masih hidup.
neng
siti yang bergentayangan sering menampakan diri, biasanya sebagai angsa putih
yang melintasi taman lansia.
Berjam
jam sudah aku duduk di warung itu. sampai tak terasa subuh pun tiba. aku sudah
cukup tenang. aku menghampiri mobil dan rasa kantuk serta capek pun mulai
menyerang. aku pamit dan mengucapkan terimakasih pada bapak security dan ibu
kios itu. aku membuka mobil dan langsung duduk di kursi depan, sambil menghela
nafas, aku menyalakan mesin mobil dan membenamkan wajahku di stir dan
mengembuskan nafas, mengatur nafasku hemmm, dan “tolong antarkan saya kerumah
majikan saya, saya mau minta maaf” astaga... sebuah suara datang dari kursi
belakang, perlahan aku melihat ke arah kursi mobil belakang, dan ya tuhan itu perempuan yang tadi kulihat
itu arwah pembantu yang meninggal bunuh diri dia duduk dengan baju putihnya dan
rambutnya yang acak acakan menutupi mukanya , dan seutas tambang yang masih
terikat di lehernya ituuu.... ituu.. nengg sitiii....
Cerita
neng siti ini juga pernah dialami temanku yang dulu ceritanya pernah
ditayangkan di nightmare side. aku hanya berpesan, Jika kamu lewat taman
lansia, dan mau bertemu dengan neng siti cobalah untuk berdiam di tengan
jembatan di taman, disitulah biasanya neng siti berada
Sumber
: Night Mare Side Ardan 105,9 FM
0 komentar:
Post a Comment