Guruminda
0
Namaku
Rama, aku bersekolah di sebuah sekolah suasta di kota Bandung, karena aku sudah
kelas 3 jadi banyak sekali tugas tugas yang harus aku selesaikan. Kebanyakan
sih tugas kelompok, seperti yang aku lakukan sekarang ini.
Aku
kerja kelompok dari sepulang sekolah
hingga hampir jam setengah 11 malam. aku pamit pulang kepada teman temanku,
karena sudah terlalu kemalaman dan takut ibuku cemas menungguku di rumah,
maklum aku adalah anak satu satunya.
aku
memakai jaket tebalku karena cuca kota Bandung saat ini sedang dingin
dinginnya, ditambah lagi gemericik hujan yang turun malam ini.
Aku
mulai mengendarai motorku dengan perlahan tapi pasti menuju jalan yang sudah
sepi dan gelap ini. Sekarang aku mulai memasuki jalan soekarno hatta. Dan aku
harus melewati sebuah pintu perlintasan kereta api di jalan guruminda. “tonet
tonet tonet tonet...” ketika aku mendekat ke arah pintu perlintasan itu, tiba
tiba palang pintu menutup. “malah ada kereta lewat, malah tambah lama..” eluh
ku dalam hati.
Untuk
menghilangkan sedikit rasa dingin ku aku kemudian bersiul siul kecil “wiiit
wiit wiit....(dengan logat seperti orang bernyanyi) ” . lama amat nih kereta.
Terlihat seorang penjaga pintu kereta membuka pagar rel yang akan di lewati
kereta.
Ketika
ku lihat di depan lagi ada seorang nenek nenek dengan rambut putih nya yang di
gelung, dan badannya yangkurus serta agak bongkok jalan menelusuri rel. “hah
mau ngapain tuh nenek nenek? Mau bunuh diri kali ya?” pikirku.
Tak
berapa lama kemudian terdengar suara kereta mendekat. Dan kuliah nenek nenek
tadi masih berada di jalan kereta yang akan lewat tersebut. “nek awass nekk!!!
Nenek mau ketabrak?, cepet ke pinggir!” teriakku dengan kencang ke nenek nenek
itu. Entah karena udah tua dan budeg nenek nenek itu seperti tidak mendengarku
sedikit pun. Dannn.... nenek nenek itu tertabrak kereta, tapii tidak selayaknya
orang tertabak yang pasti akan mental, nenek nenek itu malah menembus kereta
dan menghilang entah kemana. “astafiruwloh halazimm... apa itu? Hantu? Atau
halusinasi gara gara ngerjain tugas terlalu banyak?” kataku kebingungan.
Akhirnya
keretapun berlalu dan palang pintu pun terbuka kembali. Motorku menyebrangi rel
dan menengok kanan dan kiri untuk mencari nenek nenek itu. Lalu aku berhenti di
pos jaga dan kutanyakan pada bapak yang tadi membuka pagar kereta “pak tadi
liat nenek nenek yang berdiri di tengah rel ga?” tanyaku
“oh
yang tadi dek? Bapa engga liat nenek nenek tapi yang bapak liat itu pocong yang
sedang berdiri di tengah rel” jawab bapak tersebut dengan nada serius.
Bapak
itu juga bilang kalau di perlintasan rel kereta guruminda ini banyak korban
yang mati akibat tertabrak kereta. Serta banyak mayat yang tidak sempurna
seperrti jari, tangan, isi perut dan lain lain karena terpental tertabrak
kereta. Jadi banyak arwah yang masih penasaran mencari bagian tubuhnya yang
hilang di sini.
0 komentar:
Post a Comment