Hari Ibu
0
Namaku
Anna, sekarang aku duduk di bangku kelas 5 SD di kota Bandung. Aku memang masih
anak anak, tapi aku mempunyai keberanian yang lebih dibandingkan oleh anak anak
perempuan lainnya, aku berani pergi kemana saja sendirian, berjalan jalan jauh
tanpa teman, ke mall, ke taman, ke pasar. Kadang kadang ibuku selalu khawatir
dengan kelakuanku seperti ini, karena sekarang sedang marak maraknya penculikan
anak kecil. Tapi aku tidak takut sama sekali. Karena Aku rajin berlatih silat
dengan guruku di sekolah, aku merasa aku mampu untuk membela diri ketika di
tangkap penjahat.
Ketika
kulihat iklan di tv “kami mengucapkan selamat hari ibu” wih sekarang emang
tanggal berapa?. Aku berjalan menuju kalender yang terpasang di dinding rumah.
Hemm ternyata kalendar itu cukup tinggi juga. Aku mengambil kursi dan naik ke
atasnya, ahaa sekarang tanggal 22 desember. Oh tidak aku lupa kalau hari ini
hari ibu, aku harus memberi hadiah padanya. Memang aku sudah merencanakan akan
memberi hadiah untuk ibu dari uang hasil tabunganku.
Ketika
kulihat jam menunjukan pukul 3 sore, tanpa membuang buang waktu aku langsung
mengganti baju dan pergi dan lupa pamit pada orang di rumahku.
Aku
menunggu angkot lumayan lama, karena aku bertujuan ke sebuah mall yang sangat
terkenal di kota bandung. Jaraknyapun cukup jauh, dari rumahku aku harus
menaiki angkot 3 kali. Setelah sekian lama menunggu akhirnya aku mendapat
angkot, aku lalu naik.
Jalanan
di kota bandung macet sekali, mungkin karena sekarang adalah jam pulang kantor
karena sekarang waktu menunjukan pukul 4 sore. “ya ampun hampir maghrib nih,
gimana ya?”
Singkat
cerita akhirnya aku sampai di mall itu. Aku juga bingung ingin membelikan apa.
Aku mengelilingi mall itu dan masuk kedalam market yang ada di situ barangkali
saja ada barang yang menarik. Ketika aku melihat di pojok ada barang barang
yang memang dikhususkan untuk hari ibu. Aku tertarik kepada keler yang
berbentuk hati dan di dalamnya ada coklat coklat kecil yang berbentuk hati
juga, di atasnya bertuliskan “Happy Mother Day” aku langsung mengambilnya
karena memang harganyapun cukup murah. aku melihat di sisi lain market itu ada
pembungkus kado gratis, aku langsung menghampirinya dan meminta untuk
membungkuskannya. Sekarang hadiah untuk ibuku sudah sempurna sekali dengan
bungkus kado yang bergambar hati berwarna pink dan di ikat pita pita cantik.
Aku bergegas membayar ke kasir, berjalan keluar, dan.... ternyata di luar sudah
gelap.
Aku
lihat jam ternyata sudah pukul 18.15. aku belum sholat maghrib lagi.. aduhh
gimana ini? Aku berjalan masuk kembali ke dalam, mencari mushola dan ternyata
ada di bawah basemen setelah sampai aku langsung mengambil air wudhlu dan
sholat. Setelah selesai aku langsung kembali ke atas ketika itu jam menunjukan
pukul 18.40. “udah kemaleman nih”
Aku
berlari dan mencari angkot. Tidak lama kemudian aku naik ke angkot dan
menunggu. Karena sangat macet jadi perjalanan terasa sangat panjang. Yang ada
malah di marahin kalau pulang jam segini.
Aku
turun dari angkot dan aku sudah hampir sampai ke rumah, hanya tinggal
menyebrang jalan yang cukup ramai dang sepertinya kendaraannya kencang sekali.
Aku
melangkahkan kakiku perlahan tapi pasti. Dan tidak lupa menengok kanan kiri
berhati hati terhadap kendaraan yang melintas. Dan sebuahhh motor melaju cepat
ke arahku, aku tak bisa menghindarinya.
Aku
tertabrak dan terpental sehingga membanting ke sebuah mobil.
Aku
tidak ingat apa apa lagi di sana, hanya gelap dingin itu yang kurasakan saat
itu.
Aku
terbangun melihat sekeliling ternyata aku berada di kamarku. Ahh kurasaakn
darah mengucur dari kepalaku, kepalaku pusing sekali, badanku sakit semuanya.
Aku lalu mengambil lap tangan yang ada di meja ku dan menyeka darah yang
mengalir itu.
Aku
keluar kamar dan berteriak memanggil manggil orang tuaku, ternyata tidak ada
siapa siapa di rumah, kemana ya mereka? Kulihat jam menunjukan pukul 11.00 malam.
Ketika
aku hendak kembali kekamarku aku teringat kado yang akan diberikan kepada
ibuku, aku mencari ke seluruh penjuru rumah, tanpa menghiraukan rasa sakitku.
Ternyata kado itu hilang, mungkin karena tabrakan itu dan kadonya ikut
terpental ke arah yang lain, karena aku hanya membawanya menggunakan kantong
keresek.
Aku
menangis karena kecewa, sudah susah susah membelinya sampai luka luka dan
akhirnya hilang.
Aku
kembali kekamarku untuk menenangkan diri, aku memejamkan mataku.
“Jebrakkk”
suara pintu depan di bukakan dengan keras dan diringi tangisan seseorang, ya
itu adalah tangisan ibuku. Aku perlahan bangkit dan melihat keluar, ternyata
ada ayah, dan kakaku yang kelihatannya sangat sedih dan ibuku yang menangis
sambil memegangi sebuah bungkusan berwarna pink. Iya itu adalah kado nya,
aku
berteriak kepada mereka “ibu ayah kaka ada apa sih ko ibu nangis” mereka tidak
ada yang menjawabku.
Aku
hanya bisa memandangi mereka dan menghampiri mereka aku memanggil manggil nama
mereka tetapi tidak ada satupun yang menjawabku, aku seperti tidak ada sama
sekali.
“Anna....
terimakasih hadiahnya” ibuku berteriak sambil menangis
Aku
hanya heran kenapa dia menangis, apa mungkin dia terharu karena hadiahku?
“aku
hanya bilang sama sama ibu” aku menghampirinya dan dia ternyata malah menangis
sejadi jadinya. Aku bergerak mundur. Ketika kudengar ada suara serine seperti
serine ambulance yang terparkir di depan rumahku. Hah siapa yang sakit ya? Apa
ibu sakit mau di bawa pake ambulance? Di tengah kebingunganku itu ada beberapa
orang yang mengangkut sebuah keranda mayat. Hahh emangnya siapa yang mati? Lalu
ibuku memeluk mayat tersebut sambil menangis dan kakku juga ikut menangis,
hanya ayahku yang kelihatan tegar tapi terlihat ia sedikit meneteskan air mata.
Aku
ibu dan bertanya siapa yang meninggal? Beberapa saat kemudian kain yang
menutupi itu di buka oleh ibuku, hahh??? Ternyata itu aku.. padahal aku jelas
jelas ada disini? Apakah aku sedang bermimpi? Aku berteriak kepada ibukku “akuu
di sini bu, ayah kaka.. itu bukan aku...”
Lalu
kurasakan sakitku mulai terasa kembali, bahkan lebih sakit dari sebelumnya,
darahpun tidak bisa ku bendung dengan lap ini. Sudah basah semua.
Aku
mulai merasa kedinginan sekali. Akupun mulai menyadari, apakah aku memang sudah
mati? Apakah itu jasadku dan aku ini rohnya. Jika itu memang benar maka tuhan
tunjukanlah kebenarannya dan jalan untukku menghadapmu.
“terimakasih
ibu, ayah yang sudah merawatku dari kecil dan membuatkan kebahagian untukku
yang tiada tara di tengah tengah kalian, serta kakakku walaupun ia galak tetapi
selalu melindungiku dan manjagaku”. aku memeluk mereka satu persatu dan
mengucapkan selamat tinggal...
0 komentar:
Post a Comment